Minggu, 21 Desember 2008

Pelajaran dari White-Beauty, Golden-Fish dan Black-Jack......

Siapapun yang membaca judul tulisan ini pastinya bertanya-tanya. Siapa sih White-Beauty, siapa juga yang namanya Golden-Fish ataupun Black-Jack. Dan pelajaran macam apa yang mereka ajarkan, ataupun kenapa penulis sampai mengambil topik ini.....dan masih banyak pertanyaan yang akan terngiang di pikiran pembaca artikel ini..(setidaknya, itulah yang diharapkan penulis....hahaha). Untuk itu, saya akan mengawali dengan penjalasan masing-masing nama tersebut. Here we go....

White-Beauty adalah nama dari camera digital pertama yang dimiliki penulis (dikatakan pertama karena penulis meyakini akan adanya kedua, ketiga, dan selanjutnya..). Diawali dari keinginan untuk memiliki camera digital hasil usaha sendiri yang notabene mulai terpikirkan sekitar 2-3 tahun yang lalu. Keinginan tersebut sempat mencapai puncaknya, namun apa boleh buat, saat itu kondisi kantong tidak bisa kompromi. Barulah akhir April 2008, camera itu mampu terbeli. Sebuah camera berwarna silver dengan merk Casio Exilim 8,1 Mpixel berhasil dipindahtempatkan dari etalase Apuraido ke sebuah kamar di sebuah Apartemen di bagian selatan kota Fukuoka. Tidak begitu ingat lagi, seberapa bahagianya penulis saat itu, yang pasti merasa puas dengan membelinya dari kantong sendiri.
Selanjutnya camera itu dinamai White-Beauty dan sejak saat itu, hampir setiap harinya sang camera menemani penulis di segala aktivitas. Total hampir 5 giga foto kegiatan di Fukuoka yang telah diabadikan oleh white-beauty. Hampir disetiap kesempatan, penulis tidak henti-hentinya mengabadikan event yang berlangsung disekitarnya....

Ok, selanjutnya adalah Golden-Fish yang ternyata juga nama dari sebuah camera. Hanya saja, Golden-Fish adalah camera jenis analog yang masih menggunakan film. Namun, kamera inilah yang menemani penulis dimasa-masa sulit, juga mengantarkan penulis sampai ke Fukuoka City. Begitu banyak roll film yang sudah dicetak dari camera ini. Kira-kira,tahun 2002 penulis memiliknya. Tidak terhitung berapa banyak suka, duka, tawa dan airmata atau moment lain yang terabadikan lewat Golden-Fish. Oya, kenapa dinamakan Golden-Fish, simple saja karena warna kamera bermerk Fuji ini emas alias golden. Sekuno apapun camera ini, penulis begitu menyukainya..

Setelah penjelasan panjang lebar diatas, tentu sekuel pertanyaannya adalah apa yang dimaksud pelajaran dari barang-barang diatas???
Jadi begini, baik White-Beauty maupun Golden-Fish mempunyai kesamaan keadaan, yaitu keduanya telah berpindahtangan. without say goodbye......
Prosesnya pun terjadi dalam waktu yang berdekatan. Kira-kira pertengahan November ini. Tidak terbayangkan betapa kacaunya pikiran penulis saat itu. Ada banyak file kenangan yang tertinggal dikeduanya. Seperti terjadi flashback dalam film-film yang sering kita tonton, kenangan dari awal membeli, menggunakan sampai saat-saat terakhir memiliki terputar kembali....so sad, sad sad situation. Marah, iya....Kesal, pastinya,...Sedih, tentu saja......namun, semua perasaan negatif itu mulai hilang dalam hitungan hari. Karena toh, sekesal apapun, semarah apapun atau sesedih apapun tidak akan membuat keduanya kembali...

Sebegitu banyaknya kenangan yang dialami bersama..... beraaaat rasanya. Tapi toh, kenangan itu semua telah tergambar dipikiran dan tertulis dalam hati penulis yang tidak mampu dihilangkan begitu saja...
Sempat terpikir, kenapa harus sedih, toh yang diambil hanya barang yang notabene bisa dibeli lagi, tidak terbayang betapa sedihnya jika nikmat kita diambil satu persatu oleh Alloh seperti tubuh kita, kesehatan kita, dan sebagainya. Bukankah tadinya kita terlahir tanpa membawa apapun, bahkan nantinya berpulang juga tanpa barang-barang kecuali selembar kain.

Saat itu yang terbersit dipikiran penulis adalah berharap agar pemiliknya yang baru mampu menggunakannya dengan baik. Mungkin mereka lebih membutuhkan camera-camera tersebut.

Untuk Black jack mungkin akan dibahas dalam tulisan selanjutnya, mengingat sebegitu dalamnya dampak dari kisah black-jack terhadap psikologis penulis.....Atau mungkin juga, tidak ditulis sama sekali.... shiranai kedo,...
Tulisan ini pun dibuat sebagai bentuk instropeksi bagi penulis, dan juga pengingat jika suatu saat mengalami kesedihan karena hal serupa untuk tidak berlama-lama bersedih, namun bersegera bangkit untuk terus berlari.... Rosma, Ganbatte ne!!!

Jumat, 07 November 2008

Soundtrack of my journey....

Ada kotak kecil di halaman depan yang isinya syair lagu mr.Children. Nah ada sejarahnya tuh, kenapa si kotak bisa muncul disitu.
Mulanya, waktu Rosma datang ke Jepang sama sekali g kenal ama yang namanya mr.Children. Boro-boro tau lagunya, denger namanya aja juga baru disana. Nah, waktu denger lagu yang judulnya Hero mulai deh ada feeling. Dan, lanjut lagi beberapa waktu kemudian denger lagu yang judulnya Sign, itu loh yang ada lyric nya di box.....Seneng banget ama lagu itu.
Nah, kalau lagi bosen jikken, biasanya rosma muter lagu2 n nyanyi deh...hihihihi. Ampe senior2 pada tau banget kalau rosma sukaaaaaaaaa ama mr.Children.
Jadi, kalau lagi bosen, suntuk, males,dll pasti rosma g lupa ngedengerin lagunya. Nah, sampai suatu saat, tepatnya 3 Oktober 2008 Rosma harus nyelesaikan laporan dan beres-beres secara besok paginya mau balik ke Indonesia, semaleman lagu itu terus yang rosma dengerin. Sampai sekarang kalau inget, masih agak sedih nih...coba deh, dengerin pasti suka....hihihihi (agak maksa nih..).
Paginya, waktu nganter Rosma ke bandara Okamoto san ama Imanishi san muterin lagu itu mulu di perjalanan. Sedihnya,.....mewek-mewek deh. Belum lagi diputerin lagu mr.Children yang judulnya Shirushi.....ampuuuun deh, sedih banget.
Berat banget rasanya pergi dari Fukuoka, I left my heart in Fukuoka (Fukuoka daisuki da)...
Dari Fukuoka Airport sampai Seoul rosma nangis terus (nada sou sou), dan masih ngedengerin lagu itu. Bahkan sampai Cengkareng juga masih nangis.....
Itu dia, salah satu alasan kenapa lagu Sign ini jadi soundtracknya Rosma.....begitu banyak kenangan yang bisa hadir lagi lewat lagu ini.... Rasanya, seperti baru kemarin Rosma pergi kesana, sekarang sudah harus berpisah. Jadi......
Kalau nanti Rosma datang lagi ke Fukuoka, pasti akan nonton konsernya mr.Children

Bagi yang penasaran, tuh liat aja video klipnya di bawah....pasti suka...hehehehe

Rabu, 06 Agustus 2008

Miss Universe Pageant....dimata wanita

"Masalah two pieces itu tidak menjatuhkan martabat Indonesia, malah finalis-finalis lainnya bangga. Mereka bilang Indonesia sudah maju ya, sudah pakai bikini."

Kurang lebih jam 10 pagi waktu setempat, seperti biasa saya meluangkan waktu untuk update informasi di internet sebelum melanjutkan kegiatan rutin di lab. Masya Alloh, rasanya lelah, penat dan bosan melihat berbagai media menampilkan ajang Miss Universe sebagai headlinenya. Namun, pagi itu ada sebuah headline yang cukup menggelitik. Tidak lain adalah pernyataan sang putri Indonesia yang baru saja 'mewakili ' Indonesia di ajang Miss Universe. Doi menanggapi keputusannya memakai bikini dan  begini kurang lebih pernyataannya yang saya kutip dari detik.com. 

Dara kelahiran 5 Desember 1986 itu pun menyayangkan jika ada pihak-pihak yang mempermasalahkan bikininya. "Toh itu juga tidak menjatuhkan martabat bangsa, bukan berarti saya meninggalkan budaya ketimuran ya," tukasnya saat ditemui usai jumpa pers Pemilihan Puteri Indonesia 2008 di Hotel Nikko, Jl. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2008).

Bikini dikenakan putri ketika penilaian awal Miss Universe 2008 digelar di Vietnam, 8 Juli silam. Putri yang awalnya mengaku tak akan berbikini, ternyata berubah haluan. Kenapa begitu?

"Adrenaline saya terpacu karena saya sedang berada di medang persaingan. Ya saya ingin memberikan yang terbaik untuk bangsa. Apa salahnya sih pakai two piece," urainya.

Ketika akhirnya berbikini, menurut Putri, finalis-finalis lain malah memujinya. "Dari negara lain bilang ke aku, bangga karena Indonesia sekarang sudah semakin maju. Kenapa sih kita harus harus mempermasalahkan bikini," tuturnya lagi.

Masya Alloh, pernyataan bodoh macam apa itu. Bagaimana mungkin kemajuan sebuah bangsa di ukur dari parameter seperti itu. Bahkan menjadi salah satu tolok ukur pun tidak....rasanya sangat menggelikan tapi sungguh menyedihkan membaca pernyataan diatas. Betapa tidak, tentu orang sehat akan tertawa melihat 'kepolosan' sang putri Indonesia dalam berargumen. Disisi lain, saya jadi kepikiran apa toh memang seperti itu cara berpikir anak-anak muda Indonesia saat ini. Kenapa saya jadi berbicara seperti orang-orang tua yah?? Umur saya hanya 1 tahun lebih muda dari putri Indonesia....hihihihihihi

Ok, mari kita bahas lebih lanjut tentang Miss Universe beauty Pageant(MUP). Apa sih, manfaat kontes ini khususnya untuk bangsa Indonesia tercinta. Mari berandai-andai, jika putri Indonesia keluar sebagai pemenang kontes ini,lalu apa ada efek terhadap kehidupan masyarakat?? Dari segi pariwisata mungkin, apa toh perhatian dunia menjadi terpusat ke Indonesia?? Saya katakan, TIDAK.....sama sekali tidak ada jaminan. Pernah saya baca komentar seorang artis yang katanya, putri Indonesia bisa jadi pahlawan berbikini.....Huahahahahahahaha, ini orang bener-bener yah. Oya, satu lagi catatan bahwa dari kabar-kabar yang berkembang dan menjadi rahasia umum bahwa pemenang kontes ini sebenarnya sudah diputuskan bahkan sebelum acara puncak pemilihan. Jadi, apapun usaha yang dilakukan peserta lain,......useless
Bisa dikatakan, ajang ini hanya menguntungkan si pemenang itu sendiri secara namanya tiba-tiba menjadi terkenal dan pemilik modal alias penyelenggara kontes ini. Penyelenggara akan memanfaatkan ketenaran sesaat miss universe baru untuk mengiklankan berbagai product miliknya. Contoh mudah adalah, setiap tahun kita akan melihat miss universe mengiklankan product vitamin C, ya kan?? Belum lagi penjualan hak siarnya.....wuiiiiihhhh. Meski ajang ini selalu berkoar-koar tentang adanya charity, itu hanya sebagian kecil saja dari motif ekonomi yang sebenarnya menjadi tujuan utama acara ini. Dari kompas.com, saya baca biaya untuk penyelenggaraan MUP ke-53 yang berangsung di thailand menelan biaya 650juta bath atau sekitar 195 milyar. Sungguh angka yang begitu fantastis. Bayangkan jika, setiap tahun angka nominal tersebut digunakan untuk mengentaskan berbagai krisis pangan di dunia. 195 milyar itu tidak sedikit bro!!!
So, kalau ada yang bertanya apakah saya bangga bila perwakilan Indonesia dipuji di kontes itu, saya jawab dengan yakin....'sama sekali tidak, bahkan saya malu'. Sebagai sesama wanita, saya risih melihat wanita lain diharuskan berlenggak-lenggok dengan pakaian minimalis lalu dinilai oleh sekelompok orang. Tidak bisa dipungkiri semua peserta kontes dikaruniai rupa yang cantik dan tubuh yang meliuk-liuk indah, dan mereka boleh berbangga dengan semua itu. Namun, kebanggaan bukan berarti harus mengekspos semua kelebihan, jangan sampai dilupakan harga diri. Sebagai wanita, setiap jengkal bagian tubuh kita sangat berharga, sampai-sampai kita diperintahkan untuk menutupnya. Kenapa juga, sesuatu yang sangat berharga dengan mudahnya diperlihatkan ke orang lain. Kalau di toko2, barang yang paling mahal akan diletakkan di tempat yang sangat tertutup hingga terjamin keamanannya. Wahai wanita,.....jika diri sendiri sudah tidak mampu menjaga kehormatan dan harga diri, lalu siapa lagi??

Fyuuuuh, saya bingung harus mengungkapkan seperti apa lagi. Jika di Indonesia banyak yang menyuarakan dukungan untuk mengikuti kontes ini dengan mengatasnamakan demi kebebasan wanita, berkreasi, seni, dsb, maka sebagai sebagai seorang wanita Indonesia saya keberatan. Jika dipikir siapalah saya yang hanya seorang mahasiswa biasa2 saja, yang notabene bukan pejabat, bukan politisi , bukan artis, bukan siapa-siapa. Namun, hati yang saya tergerak, jiwa saya terpanggil untuk menyuarakan ketidaksetujuan ini. Satu catatan, tiap kali ada pihak2 yang mengatasnamakan dirinya pembela hak wanita berkoar-koar di TV untuk membela perilaku2 yang menyimpang dari syariat, saat itu pula perasaan saya sebagai wanita tersakiti. Atas dasar apa, mereka mengatasnamakan emansipasi, hak ataupun kebebasan wanita. halllloooooooo, siapa saja yang terwakili oleh mereka...... 

Jika saja saya tidak terlahir di negara ini, pasti saya tidak ambil pusing akan masalah ini. Tapi, saya begitu cinta akan Indonesia....jadi, saya tidak rela bangsa ini menjadi bangsa yang tidak bermoral. 
Saya terlahir sebagai wanita, untuk itu saya begitu peduli terhadap keadaan wanita lain. Saya tidak rela, wanita lain dieksploitasi untuk kebutuhan ekonomi saja.....sungguh, semua ini atas nama cinta... sungguh atas nama cinta....

Rabu, 23 Juli 2008

....PPIF goes to Holland...


Maaf judulnya agak berlebihan, judulnya mirip ama salah satu episode 'ceriwis' yang ceriwis goes to europe, hihihihi...

Bulan Juli ini PPIF dapat tiket gratis untuk berkunjung ke Huis Ten Bosh oleh salah satu sponsor. Nah, dimasa pendaftaran peserta ada sedikit masalah yang sempat menghangatkan suasana di milist PPIF, overall semua dapat diselesaikan dengan baik-baik...hohohoho...
Ok, sekitar jam 6 pagi Rosma udah memulai persiapan untuk bangun tidur (hihihihi,..). Rosma janjian ama mb yaya untuk ketemu di Ijiri eki jam 7.38. Ternyata, rosma salah liat jam, dan begitu nyampe di eki ternyata udah jam 7.40. Walau begitu, Rosma g terlambat kok nyampe di Tenjin. Sebelum jam 8 pagi Rosma sudah sampai depan kantor pos. Dan,bus berangkat ke kaikan jam 8.20. Sungguh, ada kejadian yang mungkin sangat jarang terjadi. Bus yang berisikan orang-orang Indonesia ini berangkat sekitar jam 9 kurang dikit waktu jamnya bus, hampir sesuai dengan apa yang sudah dijadwalkan alias g molor......saluuuuut deh. Bus yang kami tumpangi sempat berhenti di tengah2 perjalanan untuk memberikan kesempatan penumpang yang mau ke toilet. Akhirnya, setelah hampir 2 jam perjalanan yang menyejukkan (secara busnya full AC), rombongan nyampe juga di Nagasaki. 
Begitu melangkah keluar dari bus, udara panas dan lembab langsung menghampiri kami. Sinar matahari yang begitu terik bagai menusuk2 di permukaan kulit. Beruntung, Rosma tidak lupa membawa payung anti sinar UV, yang setidaknya bisa mengurangi terik yang teramat sangat.Seluruh peserta di berikan kebebasan untuk jalan2. Jadi Rosma pun, pergi jalan dengan yang sesama lajang yang lain..Bagi yang berkeluarga, tentu sudah sangat disibukkan dengan rencana kegiatan masing2. Perjalanan di mulai dengan menaiki sebuah kapal kecil menyusuri kanal yang membelah kawasan Huis Ten Bosh ini. Udah gitu, Rosma dan beberapa teman yang lain lebih memilih untuk duduk di luar, dan tentu saja pakai payung (udah merasa jadi noni-noni belanda aja nie...). Begitu mendarat, kami memutuskan untuk makan siang di pinggir kanal. Masya Alloh, panas sekali hari itu... Selanjutnya kami, mengunjungi tower yang ada disitu, tapi g masuk cuma di depannya aja. Trus, ngadem sebentar di sebuah museum yang isinya porselen2 kaca....segerrrrr. Oya, sempat mampir juga di toko pernak-pernik, namun sayang tidak ada satupun dari kami yang beli....abisnya muahal sih,,,,,,xixixixixi. 
Panas yang begitu menyengat ini cukup mengurangi semangat untuk berfoto2. Tidak jauh dari situ, ada halte dan kami pun memutuskan untuk naik bus, walaupun tidak tau kemana bus itu mau pergi. Sekitar jam 1 sampai jam 4 sore, kami habiskan untuk melihat pertunjukan2 indoor. Setelah, sekitar 5-6 pertunjukan yang kami tonton, Rosma simpulkan semuanya itu cocok untuk anak usia antara 7-15 tahun saja.....aduuuuuh, g banget untuk orang gedhe. Diantara semua itu, yang menarik perhatian Rosma cuma pertunjukan Grand Odyssey, yang canggih. Keren deh pokoknya, animasinya bagus.....hehehehe. Untuk yang lain seperti Horizon Advanture Plus, Mysterious Escher, Theater Kirara menarik juga, tapi aduuuuh, ceritanya itu loh,....bagusnya untuk anak2. Ok, setelah cukup kenyang menonton berbagai pertunjukan, tenggorokan kami mulai kering, sementara bekal minuman juga sudah habis. Kami mencari toko yang menjual minuman dan ternyata yah, g di Indonesia g di Jepang, g di Jogja g di Fukuoka, yang namanya di tempat wisata harga2nya lebih mahal...hihihihihi.
Setelah itu sebenarnya kami berencana melihat Palace yang ada di paling ujung. Tapi ternyata bus yang kami tumpangi berjalan ke arah lain. Dan karena waktunya sudah mepet, apa boleh buat, kami pun mengurungkan niat pergi kesana. Di akhir perjalanan itu, kami habiskan untuk keliling2 dan foto2. Oya, sebelum pulang juga sempat mampir ke tempat yang ngejual makanan untuk oleh2 gitu. Tapi Rosma g beli, secara g ada yang mau dioleh2in, jadinya yah....hihihihihi
Begitulah, hari minggu yang cukup melelahkan. Perjalanan kami harus diakhiri pada jam 17.30, seiring dengan hujan yang mulai mengguyur kota kecil ini....nice ending......

**) sekilas tentang Huis Ten Bosh
Huis Ten Bosh merupakan taman, tempat wisata yang terletak di kota Nagasaki yang menghadirkan sebuah suasana kota2 di Belanda zama dulu. Huis Ten Bosh kalau di inggriskan jadi House in the forest gitu. Kawasan wisata ini mempunyai berbagai fasilitas dari hotel, taman, kanal, bioskop, toko-toko, kolam renang, dll. Oya, yang menarik adalah adanya bunga2 yang cantik disini, namun hanya tumbuh di musim2 tertentu (waktu rosma datang cuma ada bungan mawar aja, itupun g banyak...). Taman ini dibangun untuk mengenang sejarah hubungan antara Jepang-Belanda yang terjalin sejak 1609 (perasaan Jepang-Indonesia juga punya hubungan yah, dalem lagi...kok mereka g buat miniatur Indonesia yah, ato kurang lama rentan waktunya kali.....hehehehe).

Senin, 21 Juli 2008

Najima Matsuri


Setelah, makan udon di Jusco, Rosma dan mb Dian bersegera ke lapangan deket Najima untuk liat najima Matsuri. Hm, cukup rame yang datang tapi yang jualan dikit. Banyak lampu bergelantungan di sekitar lapangan. Trus waktu datang lagi ada pertunjukan orang main beduk, ato apa lah namanya. Sebagian besar orang Jepang datang dengan pake Yukata.....lucu2 deh,... Karena kita datang sudah jam setengah 9 malam jadi udah hampir bubar deh....Tapi masih sempat ikut bon odori, atawa nari2 dengan ibu2 dan bapak2...hehehe, ternyata terkuaklah rahasia selama ini, kalau Rosma g pandai nari, hehehehe, jadi cuma asal gerak2 doank. Abis, musiknya mendayu-dayu g jelas gitu, kurang bersemagat...hohohoho.... Segitu saja yah, laporan untuk matsuri ini, sampai jumpa di matsuri2 yang akan Rosma kunjungi.....

Minggu, 20 Juli 2008

FOSA Cup 2008


**) Fosa Cup dalam catatan perjalan seorang suporter...


Jadi kisah ini dimulai sekitar 1 bulan yang lalu. Diawali dari sebuah email berisikan tawaran kepada PPIF menjadi peserta ajang yang tidak begitu bergengsi ini jika dibandingkan dengan Euro yang sedang hangat kala itu.....haduh, cape juga klo nulisnya kayak gini...hihihihi, lanjut deh.
Gayung pun bersambut, seiring derasnya antusiasme para anggota PPIF untuk mendaftar sebagai sebagai anggota tim sepakbola PPIF. Yup, tidak sampai disitu, bahkan manager, coach sampai koordinator suporterpun telah terbentuk. Tidak sampai disitu, menjelang tanggal 28 Juni milist PPIF mulai ramai membicarakan seputar persiapan tim FOSA 2008. Denger2 yah, sebagian pemain tetap mengadakan latihan walau diguyur hujan yang cukup deras....wuihhh, semangat sekali. 

Pagi hari tanggal 28 Juni ternyata hujan turun cukup deras di seputaran Ijiri. Walau begitu, Rosma dan mb Yaya tidak juga mengurungkan niat untuk tetap pergi..dan setelah perjalan cukup lama, kita berdua dikejutkan (eh, g kok cuma Rosma yang kaget, mb Yaya kayaknya biasa aja, hehehehe) oleh sebuah sms dari mb Dian, yang berisi berita pembatalan FOSA hari itu....ough......cape deh, udah ujhan, becekh, g ada ojhekh......huuuuu. Kekecewaan tidak berhenti sampai disitu, ibu koordinator (mb Wiwin) suporter yang sudah semalaman mempersiapkan atribut suporter terlihat begitu terpukul. Kerja keras semalaman untuk membuat pernak-pernik merah putih menjadi sia-sia. Belum lagi para pemain dan suporter yang berusa hadir mengenakan baju merah2(eh, Rosma g pakai tuh, adanya kemeja garis2 merah tua dan putih , xixixi...). Keteganganpun sempat terjadi antara pihak Indonesia dengan panitia penyelenggara, namun beruntung masalah dapat di diselesaikan tanpa pertumpahan darah (serem amet yah,....hihihihi). Walau begitu, kekecewaan tidak bisa hilang begitu saja, dan untuk sedikit mengobati rasa 'dongkol' tim Indonesia memutuskan untuk bertanding dengan tim Bangladesh yang kebetulan juga telah hadir. Di tengah hujan yang terus mengguyur lapangan, tidak menyurutkan para pemain untuk terus bertanding. Apa daya, semangat saja tidak cukup untuk memenangkan suatu pertandingan, dibutuhkan skill individu, kekompakan team dan juga tenaga. Dan, tentu saja Indonesia dikalahkan bangladesh dengan sukses...oya, ditengah pertandingan Rosma cabut ke Jusco trus kita makan udon....hohohoho

19 July 2008, tadinya team PPIF berniat mengcancel keikutsertaan dalam ajang FOSA cup ini. Dan, entah apa yang terjadi akhirnya ikut juga. Hm....pagi itu, rosma bangun dengan agak malas2an, kecapekan abis semalam dari Fukuma. Dan, setelah perjuangan keras menghadapi sengatan matahari yang sangat terik, sampai juga deh di lapangan pertandingan. Setibanya disana, kita disambut kabar kekalahan Indonesia pada pertandingan pertama. Dan, dipertandingan keduapun, tidak ada perubahan berarti dari kubu Indonesia, hanya kulit para pemain saja yang berubah warna...hihihihihi, peace yah!! Jujur, tidak banyak yang bisa ditulis karena penulis kurang antusias menonton....selain karena panas, juga karena sudah tidak on fire lagi..... Ok, begitu ulasan singkat mengenai FOSA 2008...sampai jumpa di pertandingan2 selanjutnya....xixixixi

jadi Volunteer di Fukuma

Jum'at 18 July, kami berlima rosma, mb yaya, hiromi, mb wiwin dan mb sri pergi ke Fukuma. Jadi, awalnya kita semua tidak begitu mengerti, apa yang harus dilakukan disana. Judulnya sih jadi volunteer untuk mencari atau meng-apa kan binatang laut yang namanya kabuto gani atau bahasa kerennya horseshoe crab. Nah, acara dimulai jam 7, dan diluar dugaan ternyata kita harus kenalan dan menampilkan sesuatu......aduuuh, gubrak.....
Dan....dengan segenap kemampuan menepiskan rasa malu, kita bernyanyi potong bebek angsa...hohohoho..... Dan, setelah beberapa pentas juga dari yang lain, acara berlanjut mengenai penjelasan tentang si kabuto gani itu. Nah, jam 9 baru deh kita pergi ke pantai untuk mencoba mencari si kabu itu. Konon, musim begini mereka banyak datang ke pinggir pantai...Tapi apa daya,sepertinya kumpulan kabuto gani terlalu sibuk tahun ini untuk sekedar mampir ke Fukuma...hehehehe, jadi kita tidak berhasil melihat, jadi tidak ada foto saya dengan si kabu. Silahkan yang penasaran googling aja yah....
Jadi, g cocok juga yah kalau  disebut volunteer, tapi gpp deh biar keren dikit....hihihihi 

Senin, 14 Juli 2008

Hakata Gion Yamakasa


Satu lagi festival musim panas yang berlangsung di Fukuoka. Sebenarnya nih, yang namanya festival musim panas ada banyaaaaaaaak banget macemnya, bulan July ini aja yah kalau dilihat di jadwal festival yang ada di Fukuoka dan sekitarnya ,mungkin dalam seminggu bisa 4-5 kali ada matsuri baik yang besar maupun yang kecil. Biasanya, tiap shrine mengadakan festival musim panas. Pengennya sih datang semua gitu yah, tapi masalah dana juga menjadi sedikit masalah, karena lokasinya kadang ada yang jauh. Dan juga, g ada temen yang bisa sering2 diajak untuk sering2  main....hehehehe. Nah, masuk deh ke pembahasan Yamakasa. Jadi Hakata Gion Yamakasa merupakan festival musim panas yang diadakan di Kushida Shrine dari tanggal 1-15 Juli tiap tahunnya.  Nah, pasti penasaran kan apa sih  yamakasa itu? Yamakasa merupakan shrine yang bisa dipindah-pindah (portable) yang digunakan untuk mengangkut dewa selama festival. Ada 2 jenis Yamakasa: Kazariyamakasa dan Kakiyamakasa. Nah untuk jenis pertama biasanya dipajang di sepanjang Tenjin dan Hakata, tingginya sekitar 16 m. Dan yang jenis kedua itulah yang dibawa saat race (mengenai race akan dijelaskan lebih lanjut), tingginya sekitar 5-6 m. Nah, tanggal 13 July jam 15.30, ada semacam pawai peserta yamakasa di seputaran Hakata dan Tenjin. kebetulan Rosma lihat di sekitar Tenjin. Kata temen yang orang Jepang sih, bagus lihat di dekat2 tempat start, soalnya peserta masih bersemangat. Wuiiih, yang lihat banyaaaaak banget, meskipun tidak sebanyak Hakata Dontaku. Awalnya kita sempet berdiri sambil ngebungkuk-bungkuk, karena ada 2 orang nenek2 yang ribut katanya g kelihatan...Tapi mereka g mau maju, jadi bingung juga deh. Tapi lama-lama cuek aja, dan berdiri sempurna, soalnya si nenek2 itu gantian sewot ama orang sebelah...hehehehehe.  Ada 7 team yang ikut dalam festival ini, yaitu: Daikoku, Higashi, Nakasu, Nishi, Chiyo, Ebisu dan dari Doi. Tiap team terdiri dari buanyaaaak orang, baik yang masih anak2, yang muda-muda bahkan kakek2 juga ada nah semuanya pake atasan seksi dan celana sumo....hihihihihi, ngliatnya risih deh. Nah, tapi hari itu mereka cuma pawai, jadi jalannya agak santai.
Nah, tanggal 15 July  jam 4:59 pagi, race yang merupakan puncak acara dimulai. Jadi masing-masing tim akan start dari tempat yang sama (Kushida Shrine) namun waktu mulainya berbeda (satu team dengan yang lain berbeda sekitar lima menit). Jadi, mereka akan berlari-lari membawa si Kakiyamakasa sejauh kurang lebih 4 km. Dan beratnya sekitar 1 ton, jadi mereka harus bergantian dengan cepat untuk memanggul si kakiyama itu. Haru itu Rosma berangkat dari Sasabaru eki jam 4.08. Tadinya diajakin temen orang Iran untuk berangkat jam 2.30 pagi, aduuuuuh, tidur aja belum udah mo pergi, hehehehe. Sebenarnya malem itu juga g bisa tidur, gara2nya kepikiran utuk bangun jam 3 pagi, eh jadinya malah g bisa tidur. Dan, yang nonton banyaaaaaaaaaak banget. Sampai desak-desakan tuh. Disamping kanan agak depan Rosma ada laki-laki tinggi besar. Nah doi kayaknya g sadar punya badan besar, jadi dia sering goyangin badan ke kiri...kanan....kiri.....g sadar apa yah kita jadi ketutupan...fyuh. Nah, di samping kiri agak depan dikit ada 2 orang ibu-ibu. Aduuuuh, ngobrol mulu ibu2 itu, mana kipasan terus sepanjang waktu. Emang pagi itu panas banget, tapi yah coba pikirkan perasaan orang yang harus menghirup aroma badan penuh keringat saat di kipas, hayooooo.... Setelah perjuangan keras akhirnya bisa nyampe depan sendiri, deket bapak polisi, hehehehehe....
Aduuuh, back to topic yah.....hm....bingung juga nih, mo nulis apa lagi. Intinya hari itu g banyak foto yang Rosma ambil, karena Rosma g mood liat laki-laki pake celana sumo gitu, males. Jadi cuma pengen liat aja euforia festival itu yang denger2 merupakan yang terbesar.....

ps: fotonya sengaja dipilih yang itu, karena Rosma g suka ngeliat yang pake celana sumo....xixixixi

Tanabata Matsuri

Tanggal 5 Juli, Rosma diajak mb Yaya ke rumah orang Jepang. Katanya mereka mau buat party dalam rangkan festival Tanabata. Yah namanya anak2 yah, diajak begituan pasti langsung bilang mauuuuuuuuu....hehehehe. Jadi kita cabut dari Ijiri sekitar jam 10. Kurang lebih 1 jam kemudian sampai di tempat tujuan. Nah, begitu masuk tercium bau kayak dupa gitu di dalam rumahnya. Menyengat banget baunya....trus ternyata kita tamu yang datang awal. katanya nanti bakalan ada beberapa foreigner yang bakal datang juga. Nah, yang dilakukan setelah itu adalah main origami. Jadi ada salah satu nenek yang notabene adalah guru origami. Jadi nenek itu yang ngasih lihat cara origami ke kami. Trus, tidak lama orang-orang mulai berdatangan. Dan Rosma pun sibuk mengutak-atik kertas2 origami itu. 

Nah, saat yang penting tiba yaitu makan siang. Menunya mie dingin. Jadi mie dingin itu makanan khas musim panas, yang kalau di Indonesia mungkin kita panggil bihun. Tapi mie ini tidak disajikan panas, tapi dingin dan dimakan dengan dicelupkan ke dalam kecap dulu. Enak sih.....tapi, karena Rosma suka makan banyak jadi perut masih agak kurang gimana gitu...hehehehe. Mungkin orang Jepang emang makannya dikit kali yah, tapi tetep aja terima kasih untuk makanannya.

Abis itu, ada salah satu ibu baca cerita. Cerita tentang bangau dan petani. tentu saja dalam bahasa Jepang. jadi Rosma menyibukkan diri dengan bermain origami, daripada ngantuk. kondo wa, ibu-ibu disitu menulis permohonan di kertas. Dan nantinya digantung di ranting-ranting bamboo.... speechless

Oya, kegiatan menyenangkan buat Rosma adalah foto2...xixixixixixi...
Dan setelah itu, kegiatan berlanjut ke ruang makan. Tapi acaranya cuma makan cemilan dan ngobrol...fyuuuh....Rosma pengen makan besaaaaaaar....hohohohoho (maaf yah pembaca, si penulis suka sekali makan). Begitulah, perayaan Tanabata bersama ibu2 Jepang....

**) sekilas tentang Tanabata matsuri atau star festival

jadi begini, yang Rosma dengar yah cerita zaman dahulu kala. Di langit ada seorang putri penenun Orihime (bintang vega) yang jatuh cinta dengan pangeran penggembala sapi bernama Hikoboshi (bintang Altair). Nah, ceritanya mereka semua tinggal di langit. jadi keduanya sering bermain bersama dan lupa dengan tugas masing-masing. Karena itu lah, sang raja marah. Dan, Raja pun memisahkan keduanya dengan Milky Way (Amanogawa river). Semacam kumpulan bintang yang berbaris membentuk pola seperti sungai. Nah, mereka cuma diizinkan bertemu tanggal 7 Juni, hari itu sungainya mengecil. Nah, itu dia yang diperingati ama orang-orang jepang. Katanya mereka bisa ketemu kalau hari hujan, jadi orang-orang Jepang berdoa agar hujan dan mereka bisa bertemu......hehehehhe, aneh yah...
Oya, mereka juga menulis permohonan dan digantung di ranting bamboo, mungkin maksudnya pake ranting bamboo biar bisa nyampe ke langit gitu kali yah......


Jumat, 04 Juli 2008

Dazaifu Shrine


14 Juni 2008, para jomblo PPIF jaln-jalan ke Dazaifu, eh minus mb Dian (udah double). Karena Rosma tinggal terpisah dengan yang lain, jadi Rosma nunggu di Ijiri Eki. Oya, sebelumnya udah bingung nyari Bento, soalnya hotto motto belum buka kalo pagi2. Akhirnya beli bento di kombini depan dormitory. Kita brangkat sekitar jam 9, dan nyampe sana udah cukup rame. Di depan shrine itu ada jalan semacam pasar, yang di kanan dan kirinya penuh dengan orang jualan. Keren pokoknya.... Begitu masuk, seperti biasa foto-foto. Nyampe di kuil utama, kita ngeliatin orang pada berdoa, kayak di pelm2 kungfu gitu. Katanya sih g sopan kalau ngambil foto orang yg lagi doa disitu, tapi kita bener2 cuek abizzz. Trus di bagian belakang kuil banyak kayu2 doa yang digantung mungkin jumlahnya ribuan. Kebanyakan doa biar lulus ujian. kalau kata salah satu senpai sih, Dazaifu terkenal karena dewa pendidikan gitu, makanya kalau mau ujian pada kesitu. Dan yang datang bukan cuma dari Fukuoka, tapi seluruh Jepang...rame deh.
Kita mulai menuju ke Museum Nasionalnya Kyushu. Sebelumnya ngelewatin kolam yang di tengah2nya banyak tumbuh bunga, cantiiiik banget. Ada hal yang pasti tidak akan ditemui di Indonesia, yaitu sebelum nyampe di depan museum, kita naik elevator yang menembus gunung....kereeeeeeen banget. 
Kyushu National Museum gedeeeee banget, dan untuk mahasiswa KyuDai masuknya g bayar(sip, kita emang paling seneng ama yang gratisan). Dibuat sebagus apapun juga, kalau Rosma emang kurang tertarik dengan museum, jadi yah bosan. Sebelum, kluar kita liat teater 4000, yang katanya cuma ada 1 di dunia, tapi pengantarnya nihon go...amit-amit, mana ngerti kita...Abis itu, kita liat asian corner, eh ada angklung, jadinya kita main beberapa lagu, baru keluar museum. Nah, tantangan baru nih, kita harus nyari tempat sholat. Karena susah, kita sholat di atas batu2an besar disekitar kuil, terserah deh orang mau ngliat aneh...yang penting bisa sholat. 
Di akhir acara baru deh pada cari oleh2, kebetulan 2 orang udah mau balik ke Indonesia. Susah juga yah, ternyata laki2 g kalah ribet kalau blanja. Dan karena Rosma dan mb Dian kecapaian kita cuma nunggu di dekat eki. Sebelumnya juga beli ice cream. Rosma beli yang rasa green tea. Di toko itu jual ice dengan buanyak macam rasa...termasuk rasa tahu....g kebayangkan???

Btw, ice cream green tea enaaaaaaak banget.....

Kamis, 03 Juli 2008

Pengajian ibu-ibu PPIF di Najima


Sebulan sekali,ibu-ibu PPIF berkumpul dan mengadakan pengajian. Tempatnya pun bervariasi alias berindah-pindah. Kebetulan tanggal 15 Juni itu, pengajian ada di apatonya pak Idris. 
Rosma, brangkat bareng mb Yaya. Meskipun hari itu hujan, kita tetep aja brangkat...cieeeee.
Begitu sampai disana kira-kira jam 11 lewat dikit, ternyata yang hadir baru sedikit. Padahal kita udah khawatir telat tuh. Biasa deh orang Indonesia suka ngaret......
Dan, satu jam kemudian baru deh acara dimulai. Rameeee banget. Dan yang bikin rame adalah para balita yang dibawa oleh ibu masing-masing. Hampir g ada bedanya antara suasana di pengajian itu dengan suasana di TK....hehehehe. Begitu  riuhnya suara para peserta pengajian sampai-sampai sang pengisi pengajian pun tidak diperhatikan. Apalagi yang dibahas mengenai keluarga, addduuuuuhhh, bagi yang masih single tentu terkesan membosankan..huhuhu
Nah, acara yang paling diminatipun tiba, yaitu acara makan siang. Waaaau, senangnya......Setelah sekian lama akhirnya bisa menikmati masakan dengan rasa Indonesia banget.... Dan yang paling istimewa adalah sambel terasinya yang pedes abisss......Tapi, karena menu utama adalah gulai sapi atau kambing gitu. jadi Rosma cuma bisa makan lauk plus kuah gulainya....Kita nambah beberapa kali...hehehehe, namanya juga anak kos yang lagi ngirit, jadi harus bersemangat untuk makan gratissss.....

Sampah yang begitu rumit...

Waktu pertama-tama datang kesini, sempat bingung juga karena dikasih sebuah booklet hijau tentang panduan sampah. Karena bingung, jadi panduan itu dilempar begitu saja ke salah satu sudut kamar. Nah, mulai deh yang namanya manusia pasti 'nyampah'  alias menghasilkan sampah. Mulai lagi kebingungan untuk nyari tempat sampah. Tadinya Rosma pikir tiap kali buang sampah kita harus bayar. Ternyata setelah tanya sono tanya sini, tau deh kalau kita harus beli plastik khusus untuk buang sampah. Dan sampah pun bukan sembarang sampah, harus dipisahkan berdasarkan jenisnya...nah kan, bingung yah???hehehehe, ok rosma jelaskan pelan-pelan yah. 

Di Fukuoka city ini (mungkin sama juga dengan di kota lain, tabun desu ne), kalau mau buang sampah harus pake plastik yang dibuat oleh pemerintah Fukuoka city. Kantong-kantong sampah itu bisa didapat di depato, kombini dan tempat2 bertanda khusu. Satu set isinya 10 kantong dengan ukuran bervariasi, mulai 15liter(150yen), 30 liter (300 yen) dan 45 liter (450 yen). Nah kalau kita buang sampah g pake itu, sampah tidak bakal diangkut dan dikasih stiker.
Sampah itu digolongkan menjadi 4 jenis yaitu: Burnable, non-Burnable, Glass containers and PET bottles dan øversized. Burnable itu contohnya plastik, sampah dapur, baju, bahan kulit, dll. Sampah ini dikumpul 2 kali seminggu  di tempat2 tertentu. Bolehnya buang sampah ya cuma dihari itu aja, itupun cuma malem hari. Untuk kertas disarankan dikumpulkan untuk didaur ulang. Ok, jelas yah??

Jenis kedua adalah non-Burnable sampah, contohnya glass, keramik, telpon, payung, kaleng,dll. Oya, kalau hp harus dibalikin ke vendornya, g boleh dibuang, biar di daur ulang oleh vendornya. Jenis kantong sampahnya sama kayak sebelumnya, tapi tulisan di kantongnya berwarna biru. Kalau yang burnable tadi warnanya merah. Next, adalah Glass containers dan PET bottles. Nah cara ngebedain dia PET atau bukan, itu dari tulisan di botol itu juga. Trus, tutupnya harus dilepas dan dibuang di burnable, baru deh botolnya dikempesin dan dibuang kekantongnya yang berwarna orange.  Oya, sebelum dibuang harusnya botol atau Glass itu dibilas air dulu satu kali....huuuuh, repot amet yah. 
Taraaaaa, jenis terakhir adalah oversized. Contohnya kursi, meja, karpet, kotatsu, sepeda, microwave, dll. Nah untuk sampah jenis ini harus telpon dulu atao kontak lewat email dengan dinas lingkungannya Fukuoka city.  Dan prosesnya cukup rumit deh....males juga nulisnya , hehehehe.

Penting juga nih, ada jenis barang tertentu yang tidak boleh dibuang alias tidak akan diangkut oleh petugas sampah. Dan barang itu adalah: AC, TV yang jenis CRT, kulkas, freezer, mesin cuci, motor, piano, dll. Nah untuk alat2 elektronik, bisa di taruh di toko elektronik untuk di buang. Tapi kita harus bayar ke toko itu plus biaya angkutannya....hohohoho, beda banget yah ama Indonesia. Oya, PC juga gitu. Kita harus bayar kalau mau buang ke toko elektronik. Makanya, orang Jepang itu sering ngejual barang2nya ke recycle sebelum jelek dan rusak  atau kalau mereka pengen beli barang tipe baru. Dan di flea market gitu yah, barangnya masih bagus2 dan keren. nGak seperti di Indonesia, yang ngejual barang kalau udah rusak aja....iya kan????

Begitulah sekelumit cerita dari sebegitu rumitnya pengaturan masalah sampah di Jepang ini. Denger-denger yah, walau udah diatur sedemikian rupa, sampah tetap jadi masalah yang pelik bagi pemerintah Jepang. Dan pertanyaannya adalah kok pemerintah Indonesia terlihat enjoy aja masalah sampah ini yah???? 
Apa harus nunggu terjadi ledakan sampah di TPA lagi nih???? (Speechless)

Selasa, 01 Juli 2008

Certificate Ceremony Kyushu University Friendship


Rabu itu 11 Juni, ada undangan untuk pemberian certificate program yang Rosma ikuti dari Kyushu University. Dan, Rosma udah bangun pagi-pagi buat persiapan. Tapi ya, hampir aja telat datang (g tau deh tadi kelamaan ngapain). Pas jam tengah 11 teng, Rosma nyampe. Peserta lain udah pada datang semua...aduuuuh, Rosma....Rosma. Yang jadi masalah juga, Rosma nanya-nanya ke mahasiswa lain letak gedungnya, eh g ada yang tau. Ya udah, sempat nyasar-nyasar juga nih.
Akhirnya acara dimulai. Peserta dipanggil satu-satu. Trus foto-foto, udah deh...
Ya 'g lah, masa cuma gitu aja. Abis itu ada acara diskusi. Pihak Kyudai nya nanya ama peserta apakah ada saran atau kritik gitu. Nah, Rosma cuma bilang ke bapak dari Kyudai kalau cukup kesulitan berkomunikasi karena Rosma g bisa nihon go, dan orang Jepang Inggrisnya payah....hehehehe
Pulangnya hujan lagi....udah ujan, becek, g ada ojek.....capeeeeee duehhhh....hihihihi
Tapi seneng.......Yeah!!!!

Senin, 30 Juni 2008

Bamboo Concert


7 Juni 2008 PPIFukuoka bekerjasama dengan berbagai pihak mengadakan bamboo concert dalam rangka memperingati 50tahun Friendship Indonesia-Jepang. Dan,..para performers sudah melakukan persiapan untuk acara itu jauuuuuuh hari. Termasuk Rosma yang hampir tiap minggu ke Kashihama ryugaksei kaikan untuk latihan angklung....Akhirnya hari yang ditunggu tiba, Rosma bangun pagi-pagi dan sudah persiapan pake kostum hitam-hitam...Hmf,,..pengennya sih pake warna lain yah, biar lebih seru. Tapi harus nurut apa kata bosnya....hehehehe
Ternyata Rosma termasuk peserta yang datang awal, terbukti dengan masih minimnya pendukung acara yang hadir. Dan, kurang lebih jam 11, kita mulai gladi bersih. Cukup.....cukup kacau gladi bersihnya. Beberapa pemain angklung sempat kebingungan dan ngedumel g jelas. Rosma termasuk pihak yang tetap santai, dengan duduk2 saja menunggu petunjuk pimpinan acara...hihihihi
Akhirnya,....saat yang cukup penting tiba, yaitu makan siang. Habis, tadi pagi g sempat sarapan karena takut telat datang. Banyak juga porsinya...ippai desu. Setelah makan, kita sholat dulu sebelum acara dimulai. Dan mulailah terjadi  keributan di kamar ganti ibu-ibu. Kita semua harus siap dengan kostum daerah masing-masing pada jam 3 sore. Ribet tapi seru...dan sepertinya keributan seperti ini tidak terjadi di kamar ganti bapak-bapak. Kan mereka g pake acara make up (hohohoho....),..
Taraaa......Rosma sudah siap dengan kostum Nusa Tenggara Barat. Cakep juga kostumnya hehehe, orangnya apalagi. Dan....sempat terkaget juga waktu naik ke panggung, g nyangka kalau penonton bakal sepadat itu....aduh, banyak yang ngliatin nih....jadi enak ^_^. Begitu Fashion show pakaian daerah selesai, langsung disusul penampilan para kuda...maksudnya penari kuda kepang. Nah, Rosma dan pemain angklung lain yang tadi pake baju adat, harus segera berganti kostum untuk angklung....ho.......cape juga, tapi seneng.

Dan, akhirnya kita berhasil memainkan 3 lagu dengan sukses. Meski ada yang salah-salah juga di beberapa nada(Rosma juga), tapi g mengecewakan deh....Yeah, senangnya.
Pulangnya, seperti biasa naik nishitetsu dari tenjin dengan wajah yang masih bermake up, agak malu juga yah...aduuh dilihatin orang....
Oya, Sasada sensei datang, dan bilang kalau acara ini menarik. Trus Takahashi sensei juga datang, hanya untuk lihat Rosma katanya, soalnya waktu indah putri main dia pulang....hehehehe.......Semangat!!!!

Sabtu, 07 Juni 2008

Ichigo Gari


Setelah latihan angklung, tanggal 11 Mei 2008 sekitar jam 1an, kita pergi ke daerah hampir ke Saga gitu untuk Ichigo Gari. jadi, di daerah itu banyak kebun-kebun strawbery yanga kebetulan lagi musim panen. Jadi kita bisa bayar dan masuk untuk ambil  buah sebanyak apapun boleh, tapi harus dimakan disitu dan g boleh dibawa pulang. Kalau bawa pulang harus bayar lagi. Masuknya bayar 600 yen. Mobil yang Rosma tumpangin sempat nyasar berkali-kali, jadi kita agak tertinggal. Tapi, tetap semangat.....yeah!!!! Setelah puas makan strowbery kita ke air terjun yang g jauh dari situ....wah, kayak di kaliurang deh.....tempat ini masih sangat alami, mungkin ini desanya di Jepang kali yah....

Hm...setelah itu juga kita mampir ke toko tahu yang terkenal. Tahu disini diolag jadi berbagai bentuk makanan yang enak banget. Tapi kita agak kesorean datang, mereka udah kelarisan. jadi baru buka jam 2, dan jam 4 udah keabisan...wuiiih...tapi yakin deh tahuya enak banget.....hohohoho, jadinya sampai Ijiri malem banget deh.....hohohoho

Gpp, yang penting senang..... 

Main ke rumah bu Harini

Hm......begini awal mulanya. Tahun lalu Rosma pernah jadi panitia di 2nd Jogja International Physics Conference. Nah, ada beberapa pembicara yang datang dari luar negeri. Termasuk ibu Harini yang notabene seorang researcher di KyuDai. Nah, di acara itu Rosma g sempat bertemu langsung, hanya liat aja dari kejauhan. Karena Rosma ditempatkan di ruang lain...Dan waktu itu, untuk bisa sampai ke Jepang, masih berupa impian dan harapan....hehehehehe
Dan, karena Rosma sekarang juga ada di KyuDai, jadi g ada salahnya Rosma main ke rumah bu Harini kan.....hohohoho
Tidak begitu sulit menemukan apatonya, karena persis di depan halte bus. Dan makanannya enak loh bu....terima kasih, kalau bisa sering-sering yahhh......hihihihii

Hakata Dontaku


Di Fukuoka ini, ada festival yang bisa dibilang sangat besar. Di adakan tiap tahun tanggal 3 dan 4 Mei. Nah, acaranya berupa parade budaya dan ada stand2 makanan gitu. Nah, hampir setiap tahun warga Indonesia turut meramaikan acara ini. Sepertinya Rosma datang ke Fukuoka di saat yang tepat, hehehehe karena lagi banyak festival dan acara lainnya......jadi enak nih.....
Banyak juga orang2 dari negara lain yang ikut, dan masing-masing memakai kostum khas negaranya. Tapi, sejauh pengamatan Rosma, Indonesia termasuk yang paling antusias soalnya kostumnya paling meriah....dan orangnya banyak.....
Jadi, jam 10 rosma dan warga ijiri lain (padahal kita cuma ber-4), berangkat ke hakata, trus beli ichi nichi kippu. Setelah nyampe di jasso kaikan, ternyata yang lain belum pada datang....yahhhh. jam 12 an kita mulai pake kostum masing-masing hehehehe, Rosma dapat kostum Sumatra Barat nih, merah meriah euy... Kabarnya penontonnya lebih dari 100ribu orang....wuiiih
Setelah menunggu beberapa barisan, akhirnya barisan untuk negara2 asing dimulai. Indonesia ada di urutan kedua. Di paling depan ada barisan kuda kepang yang isinya bapak2 hehehe, mereka udah latihan nari juga loh, dan udah bawa tape juga. Yang dapat jatah untuk membuka pawai tahun ini adalah India, jadi seperti biasa mereka menari2 gitu deh sambil jalan dan pake musik yang kenceng....banget. jadi, barisan Indonesia agak tenggelam nih.....karena penonton udah terlanjur fokus ke  India. Tapi, tetep aja seneng....

Rute jalannya dari Hakata ke Tenjin. Lumayan jauh sih, apalagi kita jalan di tengah hari. Tapi melihat ramainya acara, dan begitu banyaknya penonton....jadi g kerasa. Nah, yang kerasa itu waktu kita harus balik lagi ke tempat semula.....jauh juga yah.....
Setelah, ganti kostum kita jalan-jalan dulu ke canal city...wuiiih mall nya besarrrr banget, g ada tuh di Indonsia yang kayak begituan....hohohoho

Jumat, 06 Juni 2008

“Kekerasan” dan KebebasanUntuk Semua

Kekerasan fisik adalah perbuatan yang layak dikutuk. Tapi pelecehan ajaran agama, fitnah, pengrusakan nilai-nilai agama adalah juga "kekerasan" yang jauh lebih terkutuk
Oleh: Henri Salahuddin *

Ada baiknya kita palingkan pikiran kita sejenak. Di saat semua orang di negeri ini sibuk terperangkap polemik AKKBB dan FPI, seorang pemuda produktif, tergolek sedang mengalami perawatan. Ia, adalah Mohamad Guntur Romli, aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL) dan salah satu peserta apel di Monas.

Guntur yang juga Manajer Program Jurnal Perempuan, harus dioperasi atas luka-luka yang dialaminya. Kita berharap, pemuda produktif ini segera lekas sembuh.

Tidak satu pun orang menyanggah bahwa pengrusakan dan kekerasan fisik adalah kriminal yang layak dikutuk. Hanya saja, banyak orang tak bisa membedakan, selain ada kekerasan fisik, juga ada kekerasan intelektual.

Pemukulan dan penyerangan fisik, adalah perbuatan yang layak dikutuk. Tapi pelecehan ajaran agama, fitnah, hasutan provokatif, pengrusakan nilai-nilai agama dan moral bangsa adalah kategori kriminal yang jauh lebih terkutuk.

Dalam Islam, kriminal sering disebut dengan istilah jarimah dan jinayah. Kedua istilah ini selalu mengacu pada tindakan yang melampaui batas (i'tida) dan mengharuskan pelakunya menebusnya dengan hukuman baik berupa harta, nyawa, maupun sanksi dari pemerintah (ta’zir).

Dalam peritiwa Monas, 1 Juni lalu, banyak pihak mengecam tindakan FPI. Beberapa media massa yang dikenal nasional, mengecam dan menjadikan laporan seolah-olah FPI sebagai organisasi paling beringas di dunia. Sebuah media nasional bahkan membenturkannya dengan Pancasila.

“Aksi laskar Front Pembela Islam sungguh ironis. Mereka mengumbar keberingasan pada 1 Juni lalu, persis ketika hari lahir Pancasila sedang diperingati. Adakah kelompok yang mengatasnamakan Islam ini sengaja ingin melecehkan Pancasila?”, demikian penggalan editorial Koran Tempo, (3/6) kemarin.

”Negara Tidak Boleh Kalah”, demikian tulis Harian Kompas, (3/6), seolah-olah menekan pemerintah. Bahkan Koran yang pernah diisukan dimiliki kalangan Nashrani ini menurunkan tiga opini sekaligus, “Pancasila dan Kekerasan Agama”, “Agama yang Tidak Menghakimi”, dan “Kebebasan Anarkis.”

Kekerasan Intelektual

Kekerasan atas nama apapun adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan. Sayangnya, sering kali masyarakat terkecoh –sebagian pura-pura tidak tahu—dengan bentuk-bentuk “kekerasan atas nama intelektual”.

Guntur , pria berusia 32 tahun ini masih tergolek lemah di RSPAD Gatot Subroto Jakarta ini, misalnyadikenal sebagai penulis cukup produktif dan dikenal sangat berani dalam mengusung isu-isu kebebasan berpendapat, meskipun harus menyinggung akidah dan ajaran yang paling mendasar dalam Islam.

Keberaniannya yang terkesan nekad dapat disimak dalam artikelnya bertema ”Pewahyuan Al-Quran: Antara Budaya dan Sejarah”, yang dimuat Koran Tempo pada 4 Mei 2007. Di situ dia menyatakan bahwa Al-Quran adalah produk sejarah dan menguatkan pendapat Nasr Hamid Abu Zayd, seorang liberal cabang Mesir yang kabur ke Belanda setelah diputuskan murtad oleh mahkamah negara asalnya. Di samping itu, dia menyatakan bahwa Al-Quran adalah karya bersama yang merupakan hasil ’gotong royong’ antara Allah, malaikat Jibril dan Nabi Muhammad. Tidak puas sampai di sini, mental keberaniannya –seolah-olah--telah memutuskan syaraf kepekaan sosial keagamaannya jauh sebelum menjadi korban FPI, dengan mengatakan bahwa Al-Quran terpengaruh dengan keyakinan Ebyon, sekte Kristen minoritas yang tidak mengakui Nabi Isa mati disalib. Pendapatnya ini didasarkan –di antaranya- hanya gara-gara Nabi Muhammad merasa berhutang budi pada Waraqah bin Naufal, rahib sekte Ebyon yang telah berjasa mengawinkan beliau dengan Khadijah. Maka sebagai balasannya, Nabi akhirnya memasukkan salah satu unsur keyakinan Ebyon dalam ajaran Islam.

Dalam sebuah tulisan di Kompas, (1/9/2007), dalam tulisan berjudul, ”Muhammad dan Kaum Cerdik Pandai Kristen”, Guntur mengatakan, bahwa Muhammad SAW bisa menjadi Nabi hanya berkat bimbingan tokoh cerdik pandai Kristen.

Memang harus diakui bahwa pria --yang kabarnya-- saat ini dalam kondisi perawatan, adalah pengusung kebebasan berpendapat dan tokoh liberal sejati, meskipun kerap melewatkan bukti dan argumen yang valid ketika berpendapat. Sebab bagi “liberal” sejati tidak perlu terikat dengan sebuah bukti, argumen maupun etika untuk menyatakan idenya. Ketika seorang liberal masih merasa terikat dengan hal-hal yang menghalangi kebebasannya, dia tidak lagi liberal dan tidak layak disebut tokoh pengusung kebebasan berpendapat.

Dalam sebuah jurnal yang mengusung paham feminisme radikal, didapati artikel yang berjudul: ”Lesbian Dalam Seksualitas Islam”. Artikel Mohamad Guntur Romli ini sangat berani bahkan keberanian penulisnya dalam mengutarakan kebebasan berpendapat layak diacungi jempol. Bagaimana tidak! Kesalehan tokoh sekelas Umar bin Khathab RA yang tidak diragukan oleh kaum Muslimin, dikotorinya dengan mengisahkan beliau sebagai pelaku anal sex. Tuduhan negatif terhadap mertua Rasulullah ini dia sandarkan pada tafsir al-Durrul Mantsur fi Tafsir bil Ma’tsur, karya Imam Suyuthi. Namun setelah saya lacak dalam tafsir tersebut, ternyata Imam Suyuthi tidak pernah menulis seperti yang dituduhkan penulis artikel tersebut terhadap Umar RA.

Pada intinya, artikel ini secara terselubung mengkampanyekan halalnya homoseksual dan lesbian dengan cara mengacak-acak kandungan Al-Quran. Dengan mengutip beberapa ayat berkenaan dengan kisah kaum Nabi Luth, dia kemudian mengajukan beberapa pertanyaan yang berdasar atas keraguan akalnya: ”Benarkah azab hanya berkaitan dengan masalah moral dan praktik seksual saja? Dan benarkah kisah itu benar-benar terjadi sebagai fakta sejarah?”.

Dalam menyikapi berbagai kisah yang terdapat dalam Al-Quran dan menganggapnya sebatas metafor, pria ini menulis: Kalau saja Al-Quran berani ”mengarang” laporannya tentang peristiwa yang disaksikan sendiri oleh Muhammad dan pengikutnya, bagaimana dengan kisah-kisah yang tidak pernah disaksikan oleh Muhammad? Ada sebuah persangkaan dan keraguan atas Al-Quran.

Pada akhirnya, artikel ini mengajak pembaca untuk bersikap kritis dan membedakan antara homoseksual saat ini dengan ”homoseksual” (dengan tanda kutip) yang terjadi pada sejarah Islam. Bagi pria yang kini tengah mendapatkan perawatan di RSPAD Gatot Subroto ini, tidak ada bedanya antara homoseksual dan heteroseksual. Bedanya hanya terletak pada kenikmatan seksual seseorang dan bagaimana ia mendapatkannya. (JP 58, hal. 75-93)

Tuduhan, kecaman, terhadap para ulama, melecehkan agama yang diyakini milyaran orang tak lain adalah salah satu bentuk “kekerasan intelektual” di negeri ini.

Yang menyedihkan, “kekerasan intelektual” justru dilakukan oleh kelompok-kelompok yang menjunjung tinggi kebebasan, demokrasi dan kebebasan beragama.

Umumnya, sebagian orang –terutama media massa—menjadikan kasus FPI sebagai bentuk kekerasan paling jahat. Sementara tak menganggap kaum intelektual yang “bermain-main” dengan akal hanya untuk sebuah kebebasan berpendapat bukan sebuah “kekerasan”.

FPI tidak tahu siapa itu Guntur, Syafi’i Anwar dan korban-korban yang terhitung luka parah akibat insiden Monas 1 juni lalu. FPI bukanlah organisasi akademis yang bergelut dengan seminar, diskusi dan tumpukan makalah. Kemauan mereka sangat sederhana, bubarkan Ahmadiyah yang telah melecehkan Islam! Mungkin ceritanya akan lain, jika sebelum terjadinya insiden itu, FPI mengenal Guntur dkk dan mengetahui sepak terjangnya dalam melecehkan Al-Quran dan ajaran Islam. Boleh jadi massa FPI jauh lebih garang dan bisa-bisa, akan berdiri “monumen kebebasan” yang menyedot dana ratusan juta dari berbagai Negara di Monas. Dan Guntur memperoleh “award”.

Radical Liberalism dan Kebebasan Bermartabat

Kebebasan yang bermartabat dalam Islam tidak membenarkan kebebasan berbuat kriminal. Bahkan Islam dengan tegas memaknai kebebasan sebatas pada kebebasan untuk melakukan hal-hal yang baik.

Kebebasan beragama, kebebasan berpendapat dan kebebasan berekspresi sering disalahartikan pada sikap arogansi untuk menindas hak kebebasan kelompok beragama dalam menjalankan dan meyakini ajarannya. Bahkan saat ini, para pengusung kebebasan beragama cenderung mengarah pada paham radical liberalism.

Kesimpulan seperti ini juga diperkuat dengan fenomena perhelatan Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) in Indonesia VII yang dilaksanakan di Pekanbaru, 21-24 Nopember 2007 lalu. Kegiatan intelektual yang bermartabat seperti ACIS, justru digunakan untuk mengembangkan paham radical liberalism yang berwawasan anti-perbedaan. Perhelatan ACIS VII yang dimeriahkan dengan lomba debat antar mahasiswa se-Indonesia yang mengusung tema-tema untuk memojokkan Islam, seperti: Formalization of Syariah as the Real Enemy of Democracy; Ranjau Formalisasi Syariat; Mendamaikan Syariat Islam dengan demokrasi Pancasila; Pancasila dalam kepungan formalisasi Syari'ah Islam; Menolak Poligami: ditinjau dari berbagai pendekatan, Pembaharuan Hukum Islam dalam konteks keindonesiaan merupakan suatu keharusan; Benarkah poligami sebagai sunah nabi? Dan masih banyak tema-tema menyeramkan lainnya.

Tampilnya sejumlah narasumber asing non-Muslim untuk berbicara di depan para akademisi Muslim tentang studi Islam adalah bukti betapa peran agen-agen Barat di lingkungan Departemen Agama RI dalam menentukan arah studi Islam di PTAI tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dalam sesi paralel "Islam dan Masalah Hak Asasi Manusia (HAM)" misalnya, pembahasan banyak difokuskan pada usaha mendiskriditkan hukum Islam, ulama fikih yang bermartabat dan memposisikan MUI sebagai pihak terdakwa. Dalam makalah "Mengubah Wajah Fikih Islam" misalnya, mengusulkan munculnya corak fikih baru yang bernuansa pluralis yang menjamin hak kebebasan dalam beragama, termasuk hak untuk menafsirkan agama. Pemakalah juga menuding fatwa MUI yang menyatakan kelompok Ahmadiyah sesat dan menyesatkan telah merampas hak kebebasan ini dengan cara membenturkannya dengan Resolusi Majelis Umum PBB 217A (III) 1948 dan UUD 1945 Pasal 28E dan Pasal 29.

Berkenaan dengan kebebasan beragama, seorang pemakalah tambil membawakan tema: "Menakar Kebebasan Beragama di Indonesia", menegaskan bahwa: Agama dan beragama adalah semata-mata untuk manusia bukan untuk apapun atau siapapun. Oleh karena itu tidak ada hak pada apapun atau siapapun termasuk itu Tuhan untuk memaksakan agama tertentu kepada manusia. Dalam uraiannya, kebebasan beragama secara operasional didefinisikan pemakalah dalam pengertian sebagai berikut: Kebebasan beragama sekaligus bermakna tidak hanya kebebasan untuk beragam atau memilih agama, tidak hanya kebebasan untuk menghayati atau memaknai agamanya sesuai dengan keyakinan teologisnya, tapi lebih jauh kebebasan beragama juga bermakna kebebasan untuk tidak beragama. Tapi saya tidak ingin berbicara tentang kebebasan untuk tidak beragama, karena soal ini sudah dikunci di negeri ini, komunisme sudah dihabisi, jadi segala pikiran-pikiran ateistik sudah dikesampingkan, maka saya akan berbicara kebebasan beragama dalam konteks kebebasan untuk memilih agama, untuk beragama sekaligus memaknai agamanya sesuai dengan keinginannya.

Pemakalah juga menyesalkan pembekuan aliran-aliran yang dianggap sesat seperti Ahmadiyah, al-Qiyadah al-Islamiyyah, dsb. Sehingga dalam menyoroti kedudukan MUI, dia menyatakan: "MUI misalnya, dalam amatan saya itu lebih menampilkan diri sebagai provokator konflik secara tidak langsung atau mungkin secara langsung". Lebih lanjut saat mengomentari sebuah slogan yang disanjung-sanjung oleh kelompok yang Islamisis yang menyakini Islam sebagai al-Din wa l-Daulah (agama dan negara sekaligus), dia mengatakan: "Apapun bentuknya, itu adalah suatu perselingkuhan. Maka apa yang muncul kemudian seperti partai Islam itu adalah anak haram dari perselingkuhan agama dan negara. Satu jalan menurut saya, jalan keluarnya hanya satu agar tampil relasi agama dan negara yang setara (yaitu) hanya satu, melalui jalan sekularisasi".

Beberapa fenomena liberalisasi agama yang muncul di tanah air, menguatkan indikasi merambahnya paham radical liberalism yang tidak lain adalah pembaratan ideologi rakyat Indonesia yang disusupkan melalui LSM-LSM lokal. Prinsip dasar paham ini sebenarnya adalah keabsolutan dan kebebasan yang tidak terbatas dalam pemikiran, agama, suara hati, keyakinan, ucapan, pers dan politik. Padahal paham liberalisme telah terbukti membawa dampak negatif bagi sistem masyarakat Barat, seperti mengesampingkan hak Tuhan dan setiap kekuasaan yang berasal dari Tuhan; pemindahan agama dari ruang publik menjadi sekedar urusan individu; pengabaian total terhadap agama Kristen dan gereja atas statusnya sebagai lembaga publik, lembaga legal dan lembaga sosial.

Dalam liberalisme budaya, paham ini menekankan hak-hak pribadi yang berkaitan dengan cara hidup dan perasaan hati. Liberalisme budaya secara umum menentang keras campur tangan pemerintah yang mengatur sastra, seni, akademis, perjudian, seks, pelacuran, aborsi, keluarga berencana, alkohol, ganja, dan barang-barang yang dikontrol lainnya. Belanda, dari segi liberalisme budaya, mungkin negara yang paling liberal di dunia.

Sedangkan liberalisme ekonomi mendukung kepemilikan harta pribadi dan menentang peraturan-peraturan pemerintah yang membatasi hak-hak terhadap harta pribadi. Paham ini bermuara pada kapitalisme melalui pasar bebas. Ujung-ujungnya paham radical liberalism adalah paham kebebasan bersuara dan kebebasan untuk tidak mendengarkan suara pihak lain yang berbeda.

Akhirnya paham ini mengukuhkan paham diktatorisme, di mana kelompok yang paling kuatlah yang akhirnya berkuasa. Dalam konteks bernegara, paham ini diam-diam meneriakkan slogan kebebasan untuk semua, yaitu rakyat bebas berbicara dan pemerintah pun bebas untuk tidak mendengarkan suara rakyat.

Sebagai penutup, konsep kebebasan dalam Islam merujuk pada kata ikhtiyar yang berakar kata khair (baik). Jadi umat Islam tidak dibebaskan untuk melakukan hal-hal yang tidak baik. Sebab hak kebebasan seseorang senantiasa terbatas dengan hak kebebasan yang dimiliki orang lain. Pada intinya, kebebasan yang dilahirkan dari paham radical liberalism adalah kebebasan yang tidak bermartabat. Dan biasanya selalu melahirkan kekerasan intelektual yang lukanya jauh lebih menyakitkan dibanding kekerasan fisik. Lallahu ‘a’lam. [www.hidayatullah.com]

Penulis alumni ISID Gontor & International Islamic University Malaysia (IIUM), Faculty of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences, Department Usul al-Din and Islamic Thought.

Kamis, 05 Juni 2008

"Peristiwa Monas dan Isu Toleransi"

Jika Front Pembela Islam (FPI) didesak bubar, maka adalah sangat adil pula jika seluruh kelompok-kelompok “liberal radikal” dibubarkan!

Oleh: M. Syamsi Ali

Umat Islam Indonesia, sekali lagi, menjadi sorotan mata dunia saat ini setelah beberapa hari lalu perkumpulan sekelompok yang menamai diri Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) diserang oleh anggota Front Pembela Islam (FPI). Secara langsung nampak bahwa kelompok AKKBB dirugikan, tapi sebenarnya memang itulah strategi pemenangan. Mereka ingin mendapatkan simpati seluas-luasnya, termasuk dari berbagai kalangan di luar negeri. Tidak aneh, jika Kedutaan Amerika telah mengeluarkan pernyataan mengutuk kekerasan tersebut.

Apapun cerita di balik dari peristiwa tersebut dan siapapun yang benar atau salah, pelaku atau korbannya, kekerasan adalah kekerasan yang tidak mungkin ditolerir dalam konteks sebuah negara yang berhukum. Ekspresi kebenarana dengan melakukan serangan kekerasan tidak akan mungkin bisa ditolerir selama semua pihak masih mengakui adanya otoritas dan hukum dalam institusi kenegaraan. Hal ini menjadi krusial, sebab jika semua pihak (kelompok-kelompok masyarakat) merasa membela kebenaran dan melakukan hal yang sama, maka hancurlah institusi kenegaraan yang menjadi pengikat semuanya.

Saya tidak akan pernah setuju kepada tindakan anarkis, apapun alasannya selama kita masih terikat oleh sebuah institusi. Jika ikatan institusi (hukum) tidak diakui berarti dengan sendirinya kita memisahkan diri dari ‘territory’ kenegaraan yang ada. Untuk itu, kesalahan apapun yang ada, harus dilakukan melalui jalur institusi hukum yang ada. Main hakim sendiri, walau atas nama kebenaran bisa dijuluki oleh pihak-pihak lain sebagai tindakan ‘premanisme’.

Inti permasalahan

Sebenarnya melihat kepada latar belakang peristiwa tersebut, nampak bahwa ada tiga unsur (pihak) yang terkait, yaitu pemerintah, kelompok-kelompok liberal (pembela Ahmadiyah), dan juga FPI. Menurut pengamatan saya pribadi, ketiga-tiganya secara langsung atau tidak bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.

Pemerintah ikut bertanggung jawab karena isu Ahmadiyah yang telah cukup lama menjadi isu panas, juga tidak kunjung diselesaikan. Padahal, sejak dua bulan terakhir sudah ada rekomendasi dari tim gabungan antara Departemen Agama, Kementrian Dalam Negeri dan Kejaksaan Agung menyatakan bahwa Ahmadiyah adalah kelompok yang menyeleweng dan oleh karenanya perlu mendapat ketentuan hukum.

Tentu saya tidak pada posisi untuk mengatakan bahwa pemerintah harus melarang Ahmadiyah. Itu adalah hak sepenuhnya pemerintah. Tapi mengundur-undur sebuah sebuah keputusan yang menyangkut isu sensitive hanya akan menambah ‘sensititas’ masyarakat, dan pada akhirnya akan mudah dikobar-kobari untuk terjadinya sebuah kekerasan semacam peristiwa Monas itu.

Akhirnya memang diperlukan sebuah ketegasan. Ketagasan yang boleh jadi tidak popular, tapi demi maslahat yang lebih besar perlu diambil. Jika tidak, gesekan-gesekan sosial (antar kelompok) yang setuju dan yang tidak setuju akan rentang untuk bertabrakan. Bahkan barangkali tabrakan ini tidak akan selalu disulut oleh isu Ahmadiyah itu sendiri, tapi juga oleh isu-isu lain, termasuk masalah-masalah lain. Masalahnya karena memang sudah terjadi sensitifitas yang tinggi di kedua belah pihak.

AKKBB versus FPI

Tanggung jawab langsung ada pada kedua pihak, AKKBB dan FPI. Dari penglihatan saya selama ini, kedua kelompok tersebut memang berada pada garis ujung ekremisme, non kompromistik dalam hal-hal yang mereka pandang. Anehnya, masing-masing pihak mengakui kebenaran mutlak, dan yang lainnya salah.

Selama ini banyak pihak yang secara sebelah menilai jika yang ekstrim itu hanya FPI dan yang sehaluan. Sebaliknya, mereka dengan enteng menilai bahwa AKKBB dan sekutunya justeru pembela moderisme dan kebebasan. Penilaian seperti ini sama sekali tidak ‘fair’ dan cenderung semakin memperuncing permasalahan, bahkan dapat dinilai sebagai unsur kengajaan untuk semakin menjadikan FPI dan yang sehaluan semakin marah.

Padahal, kelompok-kelompok liberal dengan berbagai penamaan itu juga berada pada ujung ektremisme yang nyata. Mereka sangat tidak kompromistik dalam melihat penafsiran-penafsir an yang berseberangan. Barangkali kejadian Monas adalah klimaks dari sikap mereka selama ini yang selalu menuduh pihak seberang sebagai sesat, kafir, licik, picik, berpikiran sempit dan semacamnya.

Bagi saya pribadi, sikap seperti ini adalah bentuk ekstrimisme dan intoleransi yang jelas. Dan oleh karenanya, ketika sikap intoleran berhadapan dengan sikap yang sama pada sisi berseberangan, di sanalah rentang terjadi tabrakan. Masing-masing mengakui kebenaran, dan kaku dalam melihat fenomena perbedaan pemikiran. Bahkan keduanya cenderung bersikap eogistik dan arogan.

Sangat menyedihkan, bahwa kelompok-kelompok liberal ini hampir saja tidak kedengaran suaranya di saat umat Islam terinjak-injak. Sebaliknya mereka bersuara lantang di saat-saat kelompok lain, dan bahkan nyata-nyata musuh Islam, sedang menghadapi kesulitan. Saya tidak tahu, apakah ini sikap yang memudahkan untuk mendapatkan pujian dari pihak-pihak yang lebih kuat dan besar? Allahu lebih tahu!

Solusi

Setelah persitiwa Monas terdengar nyaring di mana-mana seruan untuk membubarkan FPI. Di satu sisi, saya seringkali sedih dan tidak setuju dengan ‘cara’cara’ FPI dalam melakukan langkah-langkah ‘amar ma’ruf-nahi mungkar ’nya.

Di saat saya menyaksikan di berbagai media massa rekan-rekan dengan jubah dan sorban, tapi kemudian mengayung-ayungkan pedang dan tombak, dengan amarah, menampakkan kebengisan, tentu bagi saya bertentangan dengan hal-hal yang selama ini kita da’wahkan. Bahwa Islam itu ramah, berpendidikan, toleran, dan jika terpaksa melakukan tindakan ‘nahi mungkar’ dilakukan dengan cara-cara yang ‘ahsan’ (dialog, debat, dan jika perlu melalui proses hukum dan politik). Tapi dengan tindakan sendiri-sendiri dengan mengindahkan hukum yang ada, hanya memberikan persepsi yang buruk.

Namaun demikian, saya berani mengatakan bahwa adalah tidak ‘fair’ jika tuntutan pembubaran hanya ditekankan kepada kelompok FPI. Seharusnya kelompok-kelompok radikal yang berseberangan juga perlu dibubarkan, karena sesungguhnya eksistensi mereka ditentukan oleh eksistensi sebaliknya (radikal yang berseberangan) . Oleh karenanya, jika FPI dibubarkan, maka seluruh kelompok-kelompok liberal radikal harus pula dibubarkan.

Selama ada kelompok radikal di sebuah sisi, akan menjadikan tumbuhnya radikalisme di sisi lain. Ketika ada yang dengan enteng meremehkan dasar-dasar ajaran agama, tidak peduli dengan fondasi kebenaran, akan ada kelompok-kelompok lain pula yang terpanggil untuk membela. Sebaliknya, selama ada sikap-sikap non kompromistik dalam masyarakat, akan tumbuh pula kelompok-kelompok yang menamakan diri berjuang melawan sikap intoleran itu.

Pada akhirnya, semua kembali kepada ‘wisdom’ pemerintah. Jika permasalahan- permasalahan dalam masyarakat dibiarkan mengambang, berbagai penyelewengan ditanggapi dengan ‘wait and see’, maka boleh jadi kelompok-kelompok ekstrim itu, baik yang di sebelah kanan maupun kiri, akan mengambil alih penyelesaiannya.

Jadi, dengan peristiwa Monas ini, siapakah yang perlu disalahkan?

New York , 3 Juni 2008

Penulis adalah imam Masjid Islamic Cultural Center of New York. Syamsi adalah penulis rubrik "Kabar Dari New York" di www.hidayatullah.com

Rabu, 28 Mei 2008

Umi no Nakamichi matsuri days 2 (Shikanoshima Island)


Pagi-pagi Rosma sudah ke rumah mbak Yaya, sekalian mau bantu buat mie goreng, kan mau jualan ni matsuri...Di hari kedua itu, Minggu kita berangkat bareng dengan keluarga Aya-chan. Mereka baik banget, dan ibunya bisa sedikit bahasa Indonesia dan English, so komunikasi lebih lancar. Dan yang penting bisa gratis transportasinya sampai tujuan, hehehe....Nyampe disana, masih belum buka, jadi kita nunggu beberapa menit. G cuma kita yang antri, udah lumayan rame orang yang mau masuk. Karena matsurinya mulai agak siangan, jadi kita jalan-jalan dulu di tempat bermain sebelah. Dan tentu tidak ketinggalan melakukan kegiatan wajib di Jepang yaitu foto-foto, hihihi.... Sekitar jam 11an siang, Rosma dan mbak Yaya memutuskan untuk membuka stand Indonesia,karena negara lain udah pada mulai buka. Orang-orang Indonesia lainnya datang telat(biasa dech......hohoho). Mulailah kita semua berjualan...
Jam 4 sore, kita pentas lagi, ngangklung dan poco-poco. Tapi hari itu lebih seru, karena yang nonton banyak. Waktu poco-poco juga rame, penonton yang ikutan nari buanyak sampai panggungnya penuh. Lagi-lagi setelah itu kita foto-foto lagi. 
Oya, karena festival ini diikuti berbagai negara, jadi banyak yang pake baju unik-unik. Rosma foto-foto deh dengan mereka. Tidak seperti hari pertama, Minggu ini wahana permainannya dibuka, jadi rosma nyoba roller coaster 2 kali, plus bianglala. Dari atas bianglala kita foto-foto, kereeen banget. Sebenarnya pengen nyoba roller coaster lagi, tapi g enak ama yang pada nungguin....hehehe. Tadi sempat nyoba makanan dari India, tapi g tau apa namanya. kebetulan yang jual orang muslim jadi bisa makan deh....mana sempet dikasih gratisan lagi, ありがとうね。。Trus ketemu temen nihon-go no class, Amany san dari Egypt. Trus di kasih roti dari Mesir, おいしそ。。Nah, begitu kita mau pulang, maceet banget karena semua orang yang tadi datang juga mau pulang. Trus, daripada ngantri jalan lama, keluarga Aya chan memutuskan untuk mengajak kita ke Shikanoshima Island dulu. senangnya,.....
Pulau itu terkenal karena sejarahnya. Pernah ditemukan stample emas milik kerajaan china yang umurnya ratusan tahun. Yah, kira2 begitu deh. Oya, sebenarnya di hampir seluruh Fukuoka udah g ada Sakura di tanggal itu, tapi di Pulau itu masih ada dikit. Dan, kita tidak lupa berfoto walau cuma sekali,....hihihihi. 
Kita juga sempat ke Apuraido, karena konon sedang banyak diskon semua barang-barang elektronik,....hohohoho. Kita jadi bersemangat. dan begitulah hari itu sangat padat dan menyenangkan.....

Foto-foto Umi no Nakamichi








Senin, 26 Mei 2008

Umi no Nakamichi matsuri days 1


Hari yang cukup dinantikan akhirnya datang juga...... Umi no Nakamichi matsuri,.yeeeeee. Tanggal 26 April 2008, Rosma ke kashi eki, setelah sebelumnya mampir ke tempat mbak Yaya. Sebenarnya hari itu juga, hp Rosma jadi dan bisa diambil. Jadi, tambah seneng deh......hohohoho....Jadi, Umi no nakamichi isinya taman-taman bunga yang keren2, dan ada wahana permaiannya juga kayak bianglala, jet coaster, dsb. Bunga-bunga yang ada di taman itu, kalau di liat dari atas bianglala membentuk suatu pola, yah semacam pulau gitu deh. Di festival itu, setiap negara yang berpartisipasi akan menjual makanan dan barang2 khas negaranya. Nah, stand Indonesia ada di depan panggungnya persis, jadi enak bisa sambil nonton pertunjukan. Mahasiswa Indonesia menampilkan angklung dan poco-poco. Rosma ikut main angklungnya, yang agak gampang hehehehe.. Umi = laut, jadi tempatnya deket banget ama laut, jadi anginnya kenceng banget dan dingin. Sebelum main angkung, Rosma dan beberapa temen pergi jalan-jalan untuk foto2. Yah, maklumlah anak baru datang. Di salah satu sudut ada semacam jalan yang isinya berbagai macam warna bunga tulip, cakeeeeep banget deh. Belum lagi jenis bunga-bunga yang lain, wuiiih keren. Kira-kira jam 4 sore waktu Fukuoka, giliran Indonesia yang maju ke panggung. Nah, ada aja tuh, komputernya pake ngambek segala. ya udah kita semua bengong di atas pentas, hehehehe.
Dan, sekitar jam 5an, kita membubarkan diri dan pulang ke rumah masing2...... G juga sih, Rosma ke Kashihama dulu, baru pulang ke Ijiri. 

Karena hari itu Sabtu, jadi pengunjungnya tidak begitu rame. kemungkinan,orang-orang datang di hari kedua tepat hari minggu. 

Sabtu, 24 Mei 2008

Open Campus and Barbeque at Chikushi Campus part 2


Akhirnya acara penting ini terjadi juga. Meski hujan kita tetap Barbeque dan diadakan di lobi D building Faculty of Electrical Engineering. Senangnya,....sebelum mulai mereka tanya-tanya ke Rosma, seperti apa bisa minum bir? apa boleh makan pork? beef? dll. sebenarnya ada salah satu senpai yang di suruh ama sensei untuk beli ebi, tapi doi lupa...Trus minta maaf ke Rosma...hehehehe. Tapi ada daging ayam sih, jadi Rosma bisa makan dengan onigori dan salad. Sebelum mula kita kampai dulu, beberapa minum bir dan Rosma dan yang lain minum cola. Trus mulai deh makan-makan. Rosma satu-satunya perempuan yang ikut dan karena itu, g perlu ikut rebutan makanan. Pasti dikasih duluan...hihihihi. Mungkin karena ada sensei, jadi yang lain takut ama sensei. 
Tadinya diambilkan salad ama salah satu senpai, mana banyak lagi. G tau deh kok orang jepang suka banget makan salad. Padahal cuma berasa acar gitu kan....btw, arigatou ne....sudah diambilkan....Dan, abis itu beberapa senpai ngerubutin Rosma (aduh...jadi enak deh) dan mereka nanya-nanya tentang semuanya deh...seru ni. Tapi yang ngomong cuma I-chan dan Koji, yang lain cuma nonton karena Koji bilang mereka sebenarnya mau ngobrol tapi g bisa bahasa Inggris. Terima kasih semuanya..... Yang agak lucu itu, waktu Okamoto-san nanya, suka aolahraga apa. Rosma bilang suka nonton aja soccer. Trus suka ama Arsenal. eeeh, ada yang ngingatin Arsenal kalah di quarter final Champion league. trus spontan, Rosma bilang : 'yeah, I hate that....' trus mereka kaget dan ketawa....haduh, minta maaf deh Rosma...hihihihi...

Jadi ada dua kelompok di acara itu, yang satu isinya nanya-nanya Rosma dan satu lagi ama sensei. Nah, sensei ngobrol terus sampai beberapa orang terlihat sangat bosan....hehehe. Nah waktu enoki bisa keluar dari forumnya sensei, ada yang bilang 'he escape'.....kita ketawa kenceng banget, untung sensei g dengar...hohohoho

Sampai kurang lebih jam 20.30, akhirnya acara selesai dengan begitu saja. Dan, kita kembali ke student office. Jadi deh nulis lagi di blog ini...

Open Campus and Barbeque at Chikushi Campus part 1


Hari ini Sabtu 24 Mei 2008 di Chikushi Campus diadakan acara Open Campus. Jadi dari jam 10 sampai 17, masing-masing laboratorium mengadakan demo berbagai ekperimen yang dipelajari di Lab itu. Dan, terbuka bagi siapa saja, orangtua, anak-anak, pelajar maupun balita. Hm....cukup rame yang datang, meskipun di ramalan cuaca hari ini hujan. Dan memang sempat hujan tadi pagi. Dan kira-kira jam 15.00 hujan lagi, padahal kita mau barbeque.....tidaaaaak
Tapi kata sensei acara tetep ada meski ujan, semoga deh....hihihihi

Di open campus siang ini, Junkyo-san dan Aya-chan datang. Senangnya deh, jadi Rosma bisa pamer ke orang-orang kalau Rosma juga punya temen orang Jepang. Tapi sama aja sih, Rosma g bisa ngejelasin dengan leluasa tentang eksperimen di Lab ke mereka, yah lagi-lagi terbentur bahasa. But it's OK! Sebelumnya, Sasada sensei minta Horie-san untuk menjelaskan shielding effect ke Rosma. Dan, kalau udah disuruh ama sensei pasti g bisa nolak. Haduh, sebenarnya kasihan juga ke dia karena ngomong Englishnya terbata-bata. Horie-san Gomen, demo domo Arigatou ne... Dan setelah beberapa lama dijelaskan, Rosma sedikit mengerti. Mungkin semua materi itu tidak begitu rumit(cieee....) tapi yang bikin rumit adalah cara penjelasannya yang berbeda bahasa. Sore kara, ganti Okamoto-san yang dapat giliran(hohoho....), dengan penuh perjuangan menjelaskan tentang Super conducting material dan beberapa jenis materi lain. Taihen desu ne.... Setiap kali orang menjelaskan sesuatu ke Rosma, pasti kalau udah kelar mereka akan menghela nafas...jadi kesannya cape banget ngomong ama Rosma, hihihihi. Mina san, Gomenasai. Tsugi wa, ngobrol dengan member lain yang kebetulan tertarik belajar bahasa Inggris,....senangnya (hehehehe.......)Oya, tadi sempat ke gedung sebelah, karena disana ada bagi-bagi balon, dan Rosma dapet banyak...hehehehe....

Dan sekarang, kita menunggu acara yang paling penting yaitu makaaaaan.....Tapi ujan???
See you soon....

Kamis, 22 Mei 2008

KyuDai Chikushi Campus in the Spring


Pertama kali datang ke Chikushi, dimana-mana masih bertaburan Sakura. Bahkan dijalan-jalan utama, dipenuhi pohon Sakura pada tepinya. Seminggu kemudian, Sakura hampir tidak lagi terlihat, karena mulai berguguran. Namun setelah itu, berbagai macam bunga mekar disekitar campus...Indah banget, dan berwarna-warni. Bahkan hingga tulisan ini dibuat, bunga-bunga masih bertebaran di sepanjang jalan2 kampus ini. Foto yang Rosma tampilkan adalah foto jalan yang tiap hari Rosma lewati menuju D building Faculty of Electrical Engineering. Pohon yang berdiri di sela2 bunga2 tersebut adalah pohon bunga Sakura tanpa Sakura. Jadi, pohon itu hanya indah selama 1-2 minggu saja dalam 1 tahun. Selebihnya, mereka seperti pohon yang lainnya yang berdaun hijau dan berdahan kecoklatan. So, bagi temen-temen Elins yang sering ngotot minta dibawakan bunga Sakura, Rosma kasih tau ya kalau bunga itu cuma muncul dalam periode yang sangat singkat, jadi doi tidak mekar sepanjang musim semi bahkan sepanjang tahun. 

Sudah terjawabkah keragu-raguan tentang Sakura? Masih ada yang kekeuh minta dibawakan Sakura??? (Gubraaak deh..klo ada....hihihihi)
Kampus tempat Rosma belajar saat ini, termasuk kampus yang tua di Kyudai. Jadi bangunannya tidak sebagus Ito, dan tingkat kepadatan penghuninya juga tidak seramai Ito. Meski tergolong tua, campus ini tetep 'cakep' dan menyenangkan. Meski 5 Lantai, tidak begitu capek karena ada elevatornya. (Jadi inget gedung fisika deh....hehehe)
Nah, meja Rosma ada di lantai 4 ruang 415, yang penghuninya adalah anak2 baru Undergraduated. 3 orang student B4 lain jarang masuk, jadi Rosma sering sendiri di ruangan. Tapi, tidak begitu sepi juga, karena ada pintu tembus ke ruang sebelah yaitu ruangan anak-anak senior (M1, M2). Diruangan inilah Rosma akhir-akhir ini menghabiskan sebagian besar waktu untuk belajar(halah....), ngenet, makan siang, buat tugas, nanya2 ke senpai sampai kadang-kadang tertidur...hihihi

Tepat di depan ruang 415 adalah laboratorium. Jadi, kalau experiment tidak perlu jauh-jauh dari ruangan. 
Hampir setiap hari Rosma pulang diatas jam 11 malam. Bahkan sering pulang dengan kereta terakhir. G tau deh kenapa, tapi disini Rosma cukup berani pulang malem2. Mungkin karena suasananya cukup aman. Tapi tetep aja, cape juga pulang larut malam.....Ganbatte ne

Hanami for the first time


Kalau tidak salah tanggal 12 April 2008, hari Sabtu PPI Fukuoka mengadakan Hanami. Sebenarnya sempat agak khawatir karena sehari sebelumnya iyana tenki desu ne dan tidak begitu yakin apa sakuranya masih ada??? Karena di kampus udah mulai berguguran.. Ternyata di beberapa tempat di Maizuru Park dekat Ohori Park, sakura masih on fire. Jadi banyak orang yang Hanami disana. Termasuk orang-orang Indonesia ini.. 
Rosma berangkat dengan penghuni Ijiri yang lain. Ketika kami sampai, rupanya ibu-ibu sudah stad by disana....Haduuuh, ramenya. G jauh beda ama ikut arisan RT di Jogja....(hehehe....ibu2, peace!!!). Dan yang seru lagi, banyak anak kecil dan balita bertaburan disekitar tempat Hanami. Karena, hampir semua mahasiswa s2 dan s3 dari Indonesia sudah berkeluarga dan beranak banyak...jadi kalau ada acara seperti itu, rame banget deh....

Dan......setelah mundur beberapa waktu, acara akhirnya dimulai. Seperti biasa, acara diawali sambutan(bla...bla...) dan perkenalan new comers student. Kalau tidak salah ingat juga nih, selanjutnya adalah laporan2 apa gitu dari PPI. Sebagian ibu-ibu nampak sibuk dengan pembicaraan (antara wanita dengan wanitanya), dan sebagian lagi sibuk mengurus makanan. Karena ibu2 juga sudah mulai kelaparan, mereka meminta untuk secepatnya menuju ke acara barbeque....hehehehe, semangat ibu-ibu.

Sampailah di acara yang paling penting dari Hanami ini, yaitu makaaaannn.... Dan, semua orang mengerubuti panggangan untuk adu cepat mencomot daging yang sudah matang...Sayang sekali, rosma hanya bisa makan ayam dan sozis. Karena tidak suka dengan jenis daging yang lain. Khusus untuk pendatang baru, diberikan nasi kacang merah oleh orang Jepang. Oya, ada beberapa orang Jepang yang ikut bergabung di acara hanami ini. Mereka adalah nihon-jin yang tertarik belajar kebudayaan Indonesia dan tentunya bahasa Indonesia.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan rapat sesepuh2 PPI. Jadi, kami yang kurang berkepentingan ini segera menjauh dari acara yang terlihat membosankan itu. Sebagian ngobrol2, ada yang melanjutkan makan snack dan yang paling menarik sebagian dari kami(termasuk Rosma tentunya) jalan2 untuk foto2. Hm.....baguuuuus banget sakuranya....
Begitulah, acara itu berakhir dengan foto bersama anggota PPI Fukuoka....So sweet 

tenjin desu


6 April 2008, ada acara jalan-jalan ke Tenjin(downtown Fukuoka).
Jadi ada beberapa volunteer dari KyuDai yang mengadakan acara itu untuk menyambut mahasisha internasional yang baru datang. Dan, ternyata cukup banyak Ryugaksei nya. Kita juga diajari cara naik kereta. 

Hari itu Sakura di Fukuoka Park sedang bagus-bagusnya. Jadi, banyak orang yang Hanami. Dan, hari itu g sempat ngambil banyak foto Sakura. 
Kita makan siang di salah satu Restorant di Across Fukuoka. Dan itulah kali pertama Rosma makan masakan Jepang. Dan jenis makanan pertama yang beruntung karena terpilih oleh Rosma adalah Udon. Ternyata, rasanya tidak sebanding dengan penampilannya.....Aduh...aduh, baunya g nahan...Memang g ada yang bisa menendingi rasa bakso...hehehehe
Pulangnya kita mampir ke pusat belanja yang letaknya di bawah tanah, termasuk eki nya juga. Bagus banget.., Jadi kita bisa keliling di sekitar Tenjin tanpa kepanasan atau kehujanan..

Hari pertama di Fukuoka


Hm....mungkin agak telat menulisnya, tapi daripada tidak sama sekali kan...

Jum'at (4 April 2008) pagi Rosma sudah sampai di Fukuoka, setelah mampir 2 jam di Seoul (transit doank..hehehehe). Di bagian Imigrasi, terjadi antrian yang cukup lama. Akhirnya, Rosma menjadi orang terakhir yang keluar dari airport saat itu.
Di luar, terlihat 2 orang berdiri (yang satu tinggi kurus dan satunya agak gemuk)membawa kertas bertuliskan ms. Harahap. Ternyata yang tinggi itu si Okamoto-san, tutor Rosma. Dan yang agak endut gomen.....Rosma lupa namanya...hehehe

Begitu keluar dari bandara.....hm....samui desu ne, 
Langsung ke Ijiri Dormitory, pake mobilnya Okamoto-san.
Tidak begitu jauh dari bandara. Kamar rosma ada di lantai 3. Pemandangannya cukup bagus... Waktu rosma datang, sakura di depan dormitory masih ada...(cakepnya..).

Sebenarnya, Rosma ngantuuuk banget, semalaman g bisa tidur dipesawat. Dan penyebabnya adalah Rosma pusing setelah mencoba memakan makanan yang dikasih ama mbak pramugarinya. Haduuuh.....rasanya aneh, terutama baunya.....g nguatin deh...(hehehe)
Setelah mandi, Rosma diajak ke depato untuk beli keperluan sehari-hari. Dan, betapa syoknya Rosma melihat harga-harga barang, mana cuma bawa 10rb yen lagi....Tidaaaaaaaak

Akhirnya setelah membeli sedikit barang, Rosma pulang dan memutuskan untuk ke kampus hari Senin. Sebelumnya udah diberi sedikit penjelasan ama tutor tentang cara menuju ke Campus.

Malamnya Rosma dapat rice cooker dan selimut dari PPI (yokatta). Untung belum sempet beli, lagipula takai desu ne